“Dear
Diary…
Cinta?....
Apa
itu cinta??? Bagiku, arti cinta itu sendiri simple. Perasaan yang tulus datang
dari hati. Nggak memandang paras, harta, derajat, dan bahkan gender J…
Iya, begitulah cinta. Simple jika diartikan
dengan kata-kata tapi rumit jika diartikan dengan hati dan pikiran.”
Tanganku berhenti menulis di diary biru’ku,
ketika seseorang datang menghampiriku membawa seporsi makanan favoritku. Jam
makan siang, seperti biasa duduk sendiri di pojok bangku restorant dekat
kampusku. Menikmati suasana kota disiang hari dengan seporsi steak dan jus
alpokat favoritku.
Perkenalkan,
aku Kanaya. Biasa dipanggil Naya. Kini aku sibuk dengan aktivitas kuliahku, yah
seperti biasa hanya disibukkan dengan tugas-tugas kampus, kegiatan organisasi,
kuliah sama halnya dengan kesibukan mahasiswa-mahasiswa lainnya.
Kebetulan
siang ini kosong, nggak ada jam kuliah jadi bisa lebih santai. Biasanya
waktu-waktu seperti ini aku habiskan buat hangout bersama sahabat-sahabatku.
Tapi semua itu sepertinya nggak bisa aku rasain lagi L
Memang
aku terlihat normal seperti gadis-gadis yang lain, kuliah, makan, tidur,
bersosialisasi, melakukan semua kegiatan layaknya orang-orang normal seperti
sahabat-sahabtaku. Tapi, jika dilihat dari sudut pandang mereka tetaplah aku seorang
gadis yang abnormal.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Terlintas
kembali kenangan masa laluku.
Tak
sedikitpun terpikirkan olehku akan menjalani hal seperti ini. Menjalani kisah
cinta yang seperti ini. Cinta terlarang yang aneh bagi sebagian orang ‘mungkin’,
yang membuat orang-orang normal risih melihat cinta yang seperti ini. Iya,
awalnya aku sama seperti mereka, seperti orang-orang normal lainnya yang
tertarik dengan lawan jenisku yang menganggap hubungan yang seperti ini ‘hina’.
Dan ternyata, kejadian 3 tahun yang lalu mematahkan semua kata-kata yang pernah
terlontar dari mulutku sendiri dan aku terjerat dalam dunia belok (lesbian) sampai
saat ini. Perasaan nyaman yang tak pernah aku rasakan sebelumnya kini aku bisa
rasakan disini, saling mengerti dan saling memahami. Karena kita, sama-sama tau
apa yang dibutuhkan wanita. Meskipun kenyataannya pada akhir hubunganku, aku
selalu disakiti dan tersakiti tapi entah mengapa itu tak pernah membuatku jera,
karena hanya disini aku bisa merasakan indahnya cinta itu.
Sahabat-sahabatku,
mereka tau semua hal tentangku, tentang dunia belokku, tentang kisah cintaku
bersama beberapa wanita yang selalu berakhir dengan kepedihan. Mereka awalnya
menerima bagaimana sebenarnya diriku, bagaimana kekuranganku dan bagaimana
“kelainanku”. Mereka menerimaku apa adanya, berbagi cerita tanpa menatapku
dengan risih. Tak jarang mereka ikut campur membantuku ketika aku merasa
disakiti. Bahagiaku mengenal mereka, dengan segala kekuranganku mereka tulus
menerimaku apa adanya tanpa adanya perbedaan.
Tapi
semua itu hilang, ketika kata yang telah ku ucap, ketika janji telah terlontar dari
mulutku, aku jilat sendiri. Terasa aku kehilangan harta terindahku.
≈≈≈≈≈≈≈
Waktu
itu, sekitar tiga bulan yang lalu, kejadian masa-masa yang lalu terulang
kembali dengan cinta yang lain dan kisah yang lain. Disakiti dan tersakiti
lagi, “sakit” adalah kata yang biasa yang aku rasakan tapi bagi mereka kata itu
adalah neraka. Layaknya seorang sahabat, mereka marah, mereka benci mereka
kesal ketika untuk kesekian kalinya aku disakiti oleh seorang wanita (butchi).
Mereka mungkin capek melihat air mataku terbuang percuma untuk orang yang telah
menyianyiakanku.
Banyak
pertanyaan yang mereka lontarkan untukku
“Ini yang namanya saling mengerti? Darimana
kamu dapetin rasa nyaman itu? Sementara untuk kesekian kalinya kamu disakiti
kayak gini sama yang namanya BUTCHI????......”
“Kamu itu begok atau gimana sih Nay??? Berapa
kali kamu kasi dia kesempatan? Berapa kali kamu disakitin butchi? Aku capek
liat kamu netesin air mata kayak gini!!!”
“Naya…Naya… Kita semua mengerti gimana
duniamu, gimana kamu sama duniamu. Tapi kalau kayak gini terus, kita sebagai
sahabat mu nggak terima melihat kamu seperti ini. Pacaran sama cewe, katanya
bisa saling mengerti tapi apa? Lebih bejat dari cowo! Selingkuh? Pendusta?
Apalagi? Pernah bener kamu punya pacar cewe? Kami semua mengerti dengan apa
yang kamu rasain, masa lalumu yang membuatmu seperti ini, tapi bukan kayak gini
caranya Nay. Kamu masih bisa dapetin yang terbaik untuk mu, yang bisa menjaga
mu, yang akan selalu ada untuk ngusap air matamu. Sekarang kita mau kamu berhenti
sampai disini. Ayo ikut dengan kami dijalan yang benar. Kita mau kamu janji,
setelah kejadian ini, berhenti mencintai butchi lagi! Kita nggak mau lihat air
matamu netes lagi gara-gara bucthi. Kita ngelakuin ini semua untuk kebaikanmu
Nay…”
Satu persatu
sahabat-sahabatku memberiku “wejangan” yang membuatku berpikir benar juga apa
kata mereka semua. Sakit hati, perih, nyesek itu semua membuatku tersiksa. Dan
janji pun terucaap dari bibirku.
“Iya, kalian semua benar. Aku lelah dengan
semua ini. aku berjanji untuk kalian, aku akan kembali ke jalan yang lurus
bersama kalian...........” ucapku berjanji untuk mereka dan mereka semua
memelukku dengan hangat. Setelah janji yang telah ku ucap, dari sana mereka
“bekerja keras” untuk membuatku kembali menjadi ‘Kanaya’ sebelum 3 tahun yang
lalu, mereka berusaha membuatku untuk move
on, mereka merangkulku. Dan karena mereka aku bisa melupakan dunia belok
yang pernah menjadi surga cintaku. Tak terasa berbulan-bulan terlewati, sendiri
tanpa seorang kekasih tapi aku memiliki lebih dari seorang kekasih, Keenam Sahabatku.
Masih
teringat jelas dipikiranku, tanggal 4 Juli. Pertamakalinya aku lupa bawa hp ke kampus (maklum jomblo akut :D).
Ketika aku pulang kuliah, kulihat satu persatu pesan singkat yang masuk ke
inbox’ku dan beberapa kali miscalled. Sms dan miscalled dari orang yang enggak
aku kenal. Awalnya aku cuek-cuek saja nanggepin orang tak dikenal. Tapi setelah
beberapa kali sms, kita semakin dekat.
Namanya
Ikki. Dia temannya temanku, dia sendiri
dapat nomor hp ku dari adik’ku (adik
angkatku dikeluarga belok). Jadi secara tidak langsung kita dekat tapi nggak
kenal :D (bisa jadi). Yah anak belok juga, awalnya aku jaga jarak sama dia,
takut keseret lagi.
Beberapa
hari sms-an, tak jarang juga teleponan, dia sering cerita tentang gimana
sekolahnya (masih anak SMA kelas 1 lho), jujur saja orangnya asik, nyaman lah
diajak ngobrol, pinter ngegombal (ehhh…soplak nggak boleh, nggak boleh). Tak
jarang juga dia curhat tentang gimana keluarganya, gimana masalalunya, gimana kesehatannya
dan semua ceritanya itu membuatku tersentuh.
Kagum.
Iya aku kagum dengan sesosok Ikki. Masih belia sudah dihadapi dengan cobaan
yang berat, tapi dia tegar dengan semua itu. Bertahan dengan sakit kanker yang
sewaktu-waktu bisa merenggut nyawanya, ditambah lagi bertahan tanpa keluarga
yang utuh. Tak bisa kubayangkan seandainya aku ada diposisi dia.
Selama
empat hari kita dekat, saling berbagi cerita, tertawa bersama, bahkan pernah
sampai jam 4 pagi masih teleponan saking asiknya ngobrol. Tak bisa ku pungkiri,
aku nyaman sama Ikki. Aku merasa aku harus ada untuk dia.
Perasaan
terlarang kembali hadir di hatiku tak bisa aku hentikan. Dan aku terjerat lagi
dalam dunia yang dulu pernah membuatku merasakan bahagia dan sakit hati.Aku
sadar ini semua salah. Dengan perasaan seperti ini, akan menghancurkan semua
yang dikorbankan sahabatku untukku. Tapi apa daya, hati ini tak bisa aku lawan.
Dan
itulah kesalahan terfatalku, bukan karena perasaan ini tapi……
≈≈≈≈≈≈≈
Empat
hari berlalu, tepatnya tanggal 7 Juli aku resmi jadian sama Ikki. Waktu yang
singkat untuk yang namanya PDKT, tp sudah hati yang berkata. Perasaan kami yang
menyatukan cinta terlarang ini. Dan aku sadari dengan sangat kalau keputusan
ini salah besar. Keputusan yang aku ambil tanpa sepengetahuan mereka, tanpa
sepengetahuan sahabat-sahabatku. Tapi suatu saat nanti, aku sendiri yang akan
mengatakan semua ini kepada mereka, aku hanya perlu waktu yang tepat untuk
cerita apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi
semua rencanaku hancur. Layaknya menyembunyikan bangkai pasti akan tercium
baunya. Seperti itulah rahasiaku yang selama beberapa hari yang lalu aku tutupi
dari mereka, sebelum aku menjelaskan apa yang telah terjadi. Mereka semua tau
tentang hubunganku dengan Ikki. Satu-satunya cara yang bisa aku lakukan saat itu adalah meminta maaf di depan
mereka semua dan menceritakan apa yang terjadi.
Dan hari
itu pun datang, hari dimana aku akan “disidang”. Setelah ujian skill lab yang
telah aku tempuh dengan penuh cobaan, bersama mereka seperti biasa menikmati makan
siang di tempat tongkrongan kami. Tempat tongkrongan yang sebelumnya tempat
yang paling asik kini berubah menjadi neraka sidang. Mereka menyibukkan diri
dengan aktivitas mereka sendiri, seolah-olah tak menganggapku ‘ada’. Aku sadari
ini semua salahku, jadi aku yang harus memulainya terlebih dahulu.
Aku
menceritakan semua hal yang telah terjadi, meminta maaf atas apa yang telah
terjadi. Tetes air mataku tak bisa aku bendung.
“Nay, selama ini kamu anggap kita apa? Kamu
anggap perjuangan kita untuk kamu apa? Jangan perjuangan kita deh, perjuanganmu
dulu. Sekian lama kamu bisa bertahan tanpa menyentuh sedikit pun dunia belok.
Tapi sekarang? Janji mu dulu apa Nay? Apa yang buat kamu keseret lagi?
seolah-olah apa yang kita lakukan selama ini terlewati percuma liat kamu kayak
gini!”
“Maafin Naya. Awalnya Naya anggap dia adik
Naya sendiri, karena umurnya jauh lebih kecil dari Naya. Tapi Naya nggak bisa
bohongin perasaan Naya sendiri. Naya tau Naya salah, kalian berhak ngelakuin
apapun itu untuk kesalahan Naya. Bukan berarti Naya sama sekali nggak
menghargai apa yang kalian lakuin untuk Naya selama ini, tapi hati ini nggak
bisa Naya pungkiri”
“Hati? Kamu mencintai dia? Berapa lama kamu
kenal dia? Berapa lama kamu kenal kita? Dengan mudah kamu cinta sama orang yang
nggak lama kamu kenal? Kamu kasian sama dia karena sakitnya?......”
“Naya, kita nggak mempermasalahkan hatimu.
Kita nggak mempermasalhkan kamu cinta sama siapa saja. Kita tau kok berubah itu
sulit, kita ngerti gimana jadi kamu saat ini. Tapi yang nggak kita terima,
kenapa kamu nggak jujur sama kita???? Kenapa dari awal kamu seolah menutupi
semua hubunganmu sama dia???? Apa kita nggak penting lagi buat kamu??? Apa baru
kita buatin kamu status baru kamu mau ngomong??? Itu yang buat kita sangat
kecewa sama kamu”
“Naya nggak bermaksud menutupi ini semua ke
kalian. Naya mau ngomongin ini semua ke kalian, tapi Naya mencari waktu yang
tepat buat ngomong. Naya diam bukan berarti Naya nggak nganggep kalian lagi,
Naya cuman butuh waktu buat mikirin gimana caranya ngomong sama kalian. Karena
Naya tau, kalian akan sangat kecewa denger semua cerita yang telah terjadi”
Tak
henti-hentinya air mata ini menetes membasahi pipi dan seragam kampusku.
Disela-sela sidang, Dian pergi meninggalkan ku tanpa sepatah katapun. Dia terlihat
sangat kecewa mendengar semua penjelasan ku.
“Kamu liat Nay? Dian sangat kecewa sama kamu.
Dia yang paling kenal gimana kamu, dia yang sangat sayang sama kamu, berusaha
memberikan yang terbaik buat sahabatnya….. Kita semua kecewa sama kamu!”
“Sekarang gini aja, Kamu lebih memilih kita
apa Ikki?”
Pertanyaan
tersulit akhirnya mereka lontarkan, dimana aku harus memilih yang tak bisa aku
pilih.
“Kalau bisa Naya memilih keduanya. Naya
mencintai Ikki, tapi Naya juga nggak mau kehilangan kalian. Kalau bisa kasi
Naya kesempatan untuk kali ini saja”
“Nay, ada saatnya kamu memilih. Karena hidup
itu pilihan.”
Aku hanya
bisa terdiam dan membisu. Cukup lama aku termenung.
“Tolong berikan Naya waktu untuk membicarakan
ini semua dengan dia. Naya nggak mau kehilangan kalian semua”
“Okey, kita tunggu jawaban mu”
≈≈≈≈≈≈≈
Dan
itulah kesalahan terfatalku, bukan karena perasaan ini tapi KETIDAK JUJURAN’ku.
≈≈≈≈≈≈≈
Hari itu
adalah hari terberat yang pernah aku jalani. Memilih orang yang dicinta tapi
harus siap kehilangan sahabat-sahabatku? Apa memilih sahabat-sahabatku dengan
merelakan orang yang ku cinta, orang
yang masih membutuhkanku?
Ku
ceritakan semua yang terjadi hari itu ke Ikki, dan di luar dugaanku Ikki
memilih untuk mundur dari kehidupan ku. Dia lebih memilih aku dengan sahabatku
dari pada cintaku untuknya. Hari penuh dengan air mata, jujur aku nggak sanggup
kehilangan Ikki. Karena sampai sejauh ini aku masih tetap berjuang
“menggenggam” tangannya di depan sahabat-sahabatku yang membenci hubunganku ini.
Hanya bisa menangis sejadi-jadinya.
Sendiri
dikamar kecilku, hanya sendiri merenung apa yang harus aku lakukan sekarang.
Ketika mata ini lelah meluapkan semua perasaan di hati, teleponku berdering,
dari Ikki. Aku reject, disaat-saat seperti ini aku butuh menyendiri sepenuhnya
menenangkan sausana hati. Tak lama setelah teleponnya aku reject, hp’ku
berdering.
“1 new message from Ikki”
“Kkak, maafin dde. Ikki nggak bisa tanpa
kkak”
Senyum
kecil dari bibirku tak bisa aku tahan. Sakit dan perih kini terobati.
Apakah
artinya aku akan mengorbankan sahabat-sahabatku? Tidak. Aku yakin, sahabat
sejati akan selalu memaafkan kesalahan sahabatnya, dan selalu bisa menerima
kekurangan sahabatnya.
‘Cinta
buta’ membuatku memilih. Kini aku ingin menghabiskan waktuku bersama Ikki. Maafkan
aku sahabatku, aku tidak bisa memilih. Aku akan mempertahankan kalian semua.
≈≈≈≈≈≈≈
Hari berganti dengan hari, minggu berganti dengan minggu. Dan
hubunganku dengan Ikki bisa dihitung dengan hitungan bulan.
Aku berusaha jadi yang terbaik untuknya, selalu
mengingatkannya minum obat, jaga kesehatan, bahkan disela-sela kesibukanku aku
luangkan waktu untuk nyamperin dia. Jarak tak menjadi arti ketika cinta
berbicara :D. Selama Aku bisa memberikan yang terbaik untuk keasih hatiku,
mengapa tidak?
Yang namanya juga suatu hubungan pasti nggak selamanya mulus,
nggak seterusnya akan merasakan yang namanya bahagia. Banyak rintangan yang aku
lalui dalam hubunganku kali ini, selain jarak yang memisahkan, waktupun menjadi
kendala dalam hubungan ku dengan dia. Dua minggu praktik di rumah sakit, belum
lagi kegiatan di organisasiku menyita waktu untuk kita bersama. Perubahan sikap
dari dia mulai terlihat yang awalnya aku kenal halus dan sopan kini tiba-tiba
kasar. Mengalah adalah kunci’ku untuk mempertahankan hubungan ku tetap langgeng,
menganggap perubahan sikapnya itu adalah cara dia menyayangiku dan aku mengerti
resiko pacaran dengan umur yang masih jauh dibawahku (brondong chint :D).
Kesabaran kunci segalanya dan aku bisa lalui itu semua untuk
bertahan mencintainya. Memberikan kasih sayangku sepenuhnya untuk dia.
Terkadang sakit hati ini ketika mendengar dia menangis disana menahan sakit
akibat kemo leukemia yang dideritany :’( . Dan bahkan aku selalu siap kapan’pun
darahku dibutuhkan untuk transfuse darah (sama-sama golongan darah AB). Pacar
siapa yang nggak khawatir pasangannya menderita sakit parah yang sewaktu-waktu
bisa saja merenggut nyawanya. Caraku memperhatikan dia mungkin salah dimata
dia, terlalu memandang dia lemah. Ketika aku mengingatkan dia minum obat, dia
selalu ngebentak menyuruhku untuk tidak mengingatkanya lagi.
Entah mengapa, hampir kisah yang pernah Ikki ceritakan terasa
ganjal buatku. Mulai dari kisah di keluarganya, mengenai kesehatannya terutama
hasil uji lab yang dulu rutin aku dengar laporannya kini mulai jarang dia
ceritakan. Terkadang ketika aku menanyakan tentang kesehatannya, dia selalu
menghindar dan kadang ngebentak untuk tidak mengingatkannya lagi. Satu lagi,
dia seorang perokok aktif. Bukan bermaksud curiga atau tidak percaya dengan
pacar sendiri, tapi aku sendiri sebagai mahasiswa kesehatan sedkitnya tau’lah
bagaimana tanda dan gejala orang yang di diagnose leukemia. Apalagi ditambah
seorang perokok aktif.
Tapi kecurigaanku itu segera ku tepis. Berusaha percaya akan
apa yang dia katakan. Dari awal kita menjalin hubungan, aku selalu
mengingatkannya dia:
“Jujurlah
padaku sekecil apapun itu. Karena bagiku nggak penting cinta yang besar, nggak
penting adanya kesetiaan, nggak penting adanya pengorbanan tapi hal sekecil
itupun nggak kamu miliki. Jangan pernah membohongiku meskipun itu berbohong
demi kebahagiaanku. Lebih baik aku memilih sakit diatas kejujuran dari pada aku
bahagia diatas dusta. Satu lagi karena aku nggak mau mencintai sebuah KEPALSUAN.
Begitu juga yang aku lakukan, aku nggak mau pasanganku mencintai kepalsuanku.
Aku jujur apapun itu. Inilah aku”
Dan dia selalu bersumpah untuk meyakinkanku dengan kata “Demi
Tuhan…” kalau apa yang dia katakan itu benar adanya. Tak ada dusta, termasuk
itu tentang sakitnya, tentang keluarganya, dan semua hal tentangnya. Jadi aku
hanya bisa percaya sama dia dan
mengikuti alur perjalanannya.
≈≈≈≈≈≈≈
Bulan September
Bulan yang sebenarnya bulan yang paling aku nanti kini menjadi
bulan yang paling aku benci. Berharap di
bulan kelahiranku ini penuh dengan senyuman, tapi bagiku ditahun ini penuh
dengan air mata.
Ikki……
Satu kebohongan yang dia sembunyiin selama ini dariku, satu
kenyataan pahit yang cukup buat hati ini teriris perih. Ternyata selama ini dia
berstatus pacaran dengan seorang pria dan hubungannya pun sudah bertahun-tahun.
Dan menyakitkan lagi ketika tau dia resmi akan bertunangan tanggal 9 September
ini. Sehari sebelum hari ulang tahunku. Kado terpahit sepanjang hidupku.
Tapi apa yang bisa aku lakukan?
Marah? Buat apa. Kecewa? Iya!
Mengapa nggak dari awal kenal dia cerita tentang semua ini?
sekarang hati sudah terlanjur cinta, sakit rasanya tau semua ini!
Pertunangan yang harus dia jalani. Resiko pacaran sama anak
dari keluarga berkasta, harus mengikuti peraturan kluarga besar. Sadar diri
sebagai wanita, aku nggak bisa melakukan lebih. Lemah tak berdaya mengetahui
ini semua.
Haruskah ini aku lanjutkan?
Ikki berusaha meyakinkanku, kalau hal ini bisa kita lalui
bersama
“Aku mencintaimu,
bukan dia Nay. Ini semua diluar keinginanku, maafkan aku sebelumnya tidak
cerita tentang semua ini. Aku takut ketika aku menceritakan semuanya, takut tak
bisa sedekat ini dengan orang yang aku sayangi Nay”
Cinta ini yang membuatku bertahan. Kisah cintaku bersama Ikki
adalah kisah cinta terumit sepanjang kisah yang pernah aku jalani.
“Naya
akan selalu memberikan yang terbaik untuk Ikki selama Naya mampu”
“Naya
akan bertahan meskipun perih”
Aku berusaha menjadi Naya yang tegar di hadapan semua orang.
Tak ada yang bisa aku lakukan sebagai wanita yang mencintai wanita. “Dunia”
akan tertawa dan mengusirku jika aku melakukan hal yang mungkin bisa dilakukan
jika aku seorang laki-laki. Hanya bisa berdoa meminta jalan Tuhan untuk semua
ini.
Disaat-saat seperti ini yang biasanya selalu ada untukku,
mereka. Keenam sahabat-sahabatku, rindu kenanangan saat bersama mereka. Rindu
disaat mereka mecoba menghiburku, membuatku tertawa tapi semua itu mungkin
hanya kenangan. Keputusanku menghancurkan itu semua.
Melalui hari demi hari penuh dengan cobaan, sudah terbiasa
mendengar, dan merasakan hal yang menyakitkan. Bertahan untuk cinta. Mungkin
sebagian orang menganggap aku orang yang bodoh. Bertahan mencintai seseorang
yang nyatanya milik orang lain.Tapi ini lah aku, selama aku mencintainya selama
dia mencintaiku itu alasan yang kuat untukku bertahan.
≈≈≈≈≈≈≈
Tanggal 9 telah berlalu.
Melupakan rasa sakit, menghampiri orang yang aku cintai.
Melepaskan rindu yang tak tertahankan, berbagi hangat pelukan, hangat ciuman,
sejenak semua luka terobati. Tapi semua itu berubah jadi penuh dengan air mata
ketika kita teringat apa yang telah terjadi tanggal 9. Hanya bia menangis dalam
pelukannya. Ini seharusnya tak boleh aku lakukan, terlihat lemah didepan dia
pasti membuat dia merasa bersalah. Tapi apa daya, hati tak bisa berbohong. Dia
berusaha menghiburku, perhatiannya membuatku nyaman, hangat rasanya berada
dipelukannya. Tak peduli dengan orang-orang sekitar yang sedari tadi
memperhatikan kami berdua dengan tatapan aneh.
≈≈≈≈≈≈≈
Entah mengapa ketika aku merasa dikecewakan karena dusta, hati
ini mulai meragukan ketulusannya. Rasanya banyak hal yang dia sembunyikan
dariku. Berusaha menepis semua itu
dengan burasaha percaya, tapi hati ini seolah menuntutku untuk mencari sebuah
kebenaran darinya.
Mulai menganalisa dari semua cerita yang lalu.
Terutama sakit leukemia yang dia katakan sudah satidum 3. Mendekati stadium
akhir. Membaca semua reverensi yang ada di perpus kampusku mengenai leukemia.
Orang dengan leu apa lagi stadium mendekati stadium akhir, menunjukan kelemahan
fisik. Tapi Ikki? Tidak. Setiap kali ketemu, dia selalu menunjukkan keadaan
fisik yang sehat. Bahkan dengan rokok yang tak pernah absen dari bibirnya. Dan
hal yang paling mudah ditemukan dengan orang yang didiagnosa leukemia adalah
rambut. Orang dengan kemoterapi pasti menunjukkan rambut yang rontok, tapi dia
tidak. Hati ini mulai takut, takut dengan apa yang aku curigai benar adanya.
Setiap kali aku meminta hasil lab yang dokter berikan dia selalu mengelak
dengan semua alasannya. Apa yang dia sembunyikan dariku? Jangan katakan
kejadian masa lalu kembali terulang lagi dalam hubunganku kali ini. Disakiti
dan tersakiti.
Mencoba mencari kebenaran tentang Ikki, tentang kehidupannya
Ikki. Tapi bagaimana caranya? Tidak ada
yang bisa aku mintai informasi. Karena Ikki benar-benar membatasi aku
berhubungan dengan orang-orang terdekatnya, entah itu kakaknya, entah itu
sahabat-sahabatnya. Mulai menambahkan kecurigaanku.
Kak Dewi, kakak’ku sendiri (kakak keluarga belokku),
satu-satunya kakak yang paling mengerti aku, paling mengerti sifatku, kakak
yang selalu ada untuk adik-adiknya sudah curiga dari awal tentang Ikki. Dia
berusaha membantuku, mencari informasi tentang Ikki. Tapi hasilnya NIHIL.
Susah, semua informasi tentang dia seolah diblokade.
Aku hanya bisa berdoa, semoga Tuhan menunjukan jalan untukku,
untuk sebuah kebenaran.
≈≈≈≈≈≈≈
Tiga
bulan telah aku lewati bersama Ikki.
Tanggal
15 Oktober, sepulang aku dari kemah. Masih dalam suasana liburan, menenangkan diri,
kumpul bersama keluargaku. Dan kekasih hatiku pun nggak pernah absen menemani
hari-hariku. Jari ini dengan lancar mengetik kata demi kata, menunggu balasan
sms.
Hp ku
bergetar, bertanda ada pesan masuk.
Aku kira
dari Ikki. Tapi, dari adikku (belok).
“Kak Naya…… Kkak udah putus sama Ikki ya???”
Sejenak
bengong baca sms dari adikku.
“Putus? Siapa bilang de? Kakak nggak putus
kok sama Ikki, nih aja lagi lancar-lancarnya sms’an”
Send……
“Dede kira kkak udah putus sama Ikki. Soalnya
mantannya dede ngaku dia di panggil-panggil ‘sayang’ sama Ikki kak”
“Hah? Serius de? Kamu ngak bohong?”
“Serius kak. Ini dede krim sms dari mantannya
dede”
Aku baca
satu persatu sms yang masuk
“De, kakak minta nomer hp mantanmu
sekarang!!!!”
Masih
tidak percaya dengan apa yang dikatakan adikku. Tidak percaya kekasih hatiku
yang aku percayakan kesetiaannya untukke melakukan hal seperti itu. Aku mencari kebenaran lagi dari
mantannya adikku sebelum aku mengintrogasi Ikki langsung.
“Hay, ini Ari kan? Aku Naya,
gf’nya Ikki”
“Iya, kenapa?”
“Ada hubungan apa kamu sama
Ikki?”
“Heh denger ya, aku sama sekali
nggak ada hubungan apa-apa sama gf mu. Aku disini udah punya gf. Gf mu aja yang
keganjennan. Manggil-manggil aku sayang sementara aku lagi sama gf’ku, bahkan
saku sempet ditlpon malem-malem sama gf mu, ganggu orang aja”
“Maaf ya, bukannya gimana. Aku
yakin gf’ku nggak akan melakukan hal yang seperti itu. Dia apa kamu yang bilang
sayang2 duluan?”
“Kalau kamu nggak percaya, aku
berani sumpah demi nama Tuhanku. Karena disini posisiku benar. sekarang kamu
tanya langsung deh sama Ikki faktanya kayak gimana. Ternyata bener ya kata
kakak-kakakku, kalau gf mu itu manis di mulut doank!!!”
(What
the hell? Manis di mulut doank? Maksudnya apa ?)
“Okey aku konfirmasi semua ini ke
Ikki. Kamu berani bertanggung jawab atas apa yang kamu katakan?”
“Iya konfirmasi dah sama gf mu,
aku nggak akan kabur!”
Berharap
semua itu nggak bener. Hanya perkataan orang-orang jahil yang ingin
menghancurkan hubungan ku dengan Ikki.
Malam
harinya, siap-siap untuk tidur. Seperti biasa, malam-malamku selalu ditemani
Ikki, menemani ku kealam mimpi meskipun dari kejauhan. Membuatku nyaman tapi
kini berbeda, hati ini gelisah. Menunggu jawaban yang aku harap itu semua nggak
benar.
“Bee, ada yang kamu sembunyiin
nggak dari Nay?”
“Apalagi sih bee? Nggak ada
apa-apa yang aku sembunyiin dari Naya’ku”
“Jujur? Demi Tuhan?”
“Iya Jujur Demi Tuhan nggak ada
yang Ikki sembunyiin, kenapa sih bee?”
“Kemarin sempet sms’an sama
siapa?”
“Oh.. kemarin sms’an sama Arik,
bee”
“Ngomongin apa aja?”
“Nggak ngomongin apa-apa Nayaku
sayang. Dia cuman curhat, curhat ngomongin ‘pucuk-pucuk’. Itu aja”
“Bener itu aja?”
“Iya Bee”
Dalam
hatiku sudah mulai memanas. Dari gelagatnya dia sudah tidak menunjukan
kebenaran!
“Oh nggak sempet Ikki telponan sama
dia?”
“Sempet sih bee, tapi paginya
aja”
“Oh paginya apa malemnya? Curhat
ngomongin ‘pucuk’ apa sayang-sayangan? Jujur aja sama Naya” balas ku,
emosiku sudah tidak bisa aku tahan.
“Siapa yang bilang?”
“Arik sendiri yang cerita ke aku.
Kenapa? Nggak bisa ngelak? Bener semua itu?”
“Iya Ikki akuin, kemarin malem
sempet telponan sama Arik.”
“Dan kamu manggil dia sayang
juga?”
“Bukan gitu Naya. Iya…iya….
Memang aku manggil dia sayang. Tapi bukan gitu penjelasannya Nay”
Hancur
sudah hatiku, kepercayaanku, cintaku kesetiaanku, pengorbananku di balas dengan
seperti ini.
“Trus gimana? Kamu sadar nggak
sama apa yang kamu lakukan? Hah? Kamu manggil orag lain ‘sayang’, orang lain
yang bukan gf mu bahkan milik orang lain! Sadar kamu dengan apa yang kamu
lakukan?”
“Ikki manggil dia sayang bukan
karena Ikki sayang sama dia. Cuman Ikki ingin nyemangatin dia aja Nay. Cintaku,
sayangku cuman milikmu seorang”
“Kamu bilang apa??? Sayang mu
cuman milikku seorang? Itu yang namanya sayang? Orang yang bener-bener sayang
tulus, cinta tulus nggak akan ngelakuin hal kayak gini! Aku percaya sama kamu,
aku berikan sepenuhnya hati yang telah rapuh ini untukmu. Berharap kamu bisa
menjaganya, tapi apa ? Hal sekecil ini tak bisa kamu lakukan. Untuk mengakui
kebohonganmu pun nggak bisa kamu lakukan sebelum aku sendiri yang membongkar
semua dusta mu”
Malam
itu pertengkaran hebat tak bisa dielakan lagi.
“Apa lagi yang kamu sembunyiin
dari Naya? Bilang aja sekarang, biar sekalian Naya sakit hati!. Tentang sakit
mu? Tentang keluarga mu? Tentang perjodohanmu? Apa semua itu juga dusta?”
“Naya, maafin Ikki. Maaf. Ikki
nggak bermaksud seperti itu”
“Bukan kata maaf yang aku mau,
aku mau penjelasan dari mu. Kamu berbohong juga masalah sakitmu? Sebenarnya
kamu nggak leukemia kan? JUJUR SAMA NAYA!!!!!!!!”
“Maaf Nay, jujur saja. Dulu Ikki
sempat didiagnosa leu, stadium satu. Tapi setelah menjalani therapi, sakitnya
pun perlahan hilang”
“Pendusta!!! Kamu bilangnya apa ke aku? Udah stadium 3. Hampir mendekati stadium akhir! Kamu tau gimana khawatirnya aku ketika aku ingat tentang kesehatanu? Tapi nyatanya itu semua palsu? Selama ini aku khawatir dengan sebuah kepalsuanmu? Untuk apa kamu ngelakuin ini semua?”
“Maafin Ikki, Nay :’( ”
“Kamu sama sekali nggak bisa
ngejelasin? Baik jika itu maumu. Kita putus…….”
“Nggak….. Ikki nggak mau putus
Nay!!! Aku mencintaimu, hanya dengan kamu aku merasakan cinta, merasakan
nyaman. Aku nggak mau putus Nay”
“Jangan pernah salahkan aku
ketika kamu sendiri tidak bisa menghargai pasangan mu, ketika kamu tidak bisa
menghormati harapan pasanganmu, ketika kamu tidak bisa menjaga hati pasanganmu,
ketika kamu tidak bisa menghargai pengorbanan pasanganmu. Jangan salahkan aku
pada akhirnya pergi meninggalkanmu. Aku akui kamu dengan mudah bisa mendapatkan
hatiku, kamu dengan mudah bisa meluluhkan hatiku, tapi tidak kali ini. hatiku
sudah membeku. Aku tidak menuntutmu untuk mengakui pengorbanan yang telah aku
lakukan untuk cinta kita. Tapi setidaknya lihatlah pengorbananku! Aku rela
kehilangan sahabat-sahabatku, sahabat-sahabat yang terlebih dahulu mengusap air
mataku dari pada kamu, aku rela kehilangan mereka demi kamu! Tapi apa? Dari
awal kamu berdusta! Mengarang cerita untuk mendapatkan hatiku. Memang benar
kata orang, ternyata kamu cuman manis dimulut tapi busuk dihati. Aku tetap
dengan keputusanku, dan tak akan pernah berubah!”
≈≈≈≈≈≈≈
Beberapa
hari telah berlalu semenjak kejadian itu. Hati ini sudah tidak kuat lagi
mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Selama ini aku hanya mencintai orang yang
berdusta. Aku mencintai kepalsuan.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Potongan
terakhir daging steak dengan mulusnya meluncur ke dalam mulutku. Kulihat jarum jam
tangan’ku menunjukan pukul 13.00, bertanda aku menghabiskan waktu 1 jam untuk
makan. Mengingat semua yang telah terjadi kemarin. Kubuka kembali diary biru
yang selalu menemani ku kemanapun aku pergi
“Dear Diary
Entah apa yang aku fikirkan saat
ini..
Termenung ku sendiri dalam
angankuku
Mengingat apa yang sedang terjadi
Dada ini seakan tak sanggup lagi
menahan beban yang begitu berat,
Tetes demi tetes air mata ini
mengalir
Seakan mengerti beban yg
dirasakan dada ini
Menunjukkan betapa rapuhnya aku, betapa lemahnya aku
Bertanya dalam anganku
Apa yang telah aku lakukan selama
ini?
Salah apa yang telah aku perbuat?
Hingga semua ini terjadi
Kisah indah yang dulu aku rasakan
Sekarang bagaikan disapu angin
topan
Semuanya hancur tak bersisa
Kesabaran, kepercayaan,
kesetiaan, pengorbanan, kasih sayang dan cinta
Semua seakan tak berarti.
Sebuah janji, bukan sebuah tapi
janji-janji yang telah kau ingkari
Hanya sebuah kata yang aku benci
“DUSTA”
Disaat kamu tidak bisa
mendengarkan apa yang pasanganmu katakan
Disaat kamu tidak bisa menjaga
apa yang pasanganmu berikan
Disaat kamu tidak bisa menghargai
apa yang pasanganmu korbankan
Disaat itu juga kamu tidak akan
bisa melangkah lebih jauh
Hati ini ibaratkankan sebuah
gelas
Yang sudah rapuh, yang sudah
pernah kau pecahkan dan kau rangkai kembali
Dan lagi dengan sengaja kamu
menjatuhkannya
Maka pecahan gelas itu tak akan
bisa lagi menampung “air” yang akan kamu tuangkan
Seperti itulah hatiku kini.
Mungkin aku terlihat kuat diluar
Tapi aku hanyalah manusia biasa
Sama seperti wanita-wanita yang
lain
Sekeras apapun sifatku, hati ini
tetaplah sebuah hati
Yang secara anatomi hanya
terlapisi oleh otot dan dilindungi oleh tulang
Tulang yang sewaktu-waktu bisa
patah dan melukai hati ini sendiri.
Menyesal?
Sebenarnya kata itu tidak ada
dalam kamus kehidupanku atas apa yang telah aku perbuat
Tapi kali ini, jujur aku katakan
MENYESAL telah mengenalmu!!!
Mengorbankan harta yang paling
berharga dalam hidupku
Mengorbankan sahabat-sahabatku.
Tapi apa???
Aku bodoh
Iya!!!
Aku memang wanita yang bodoh.
Dan kini aku mulai mengerti
Kalau ini adalah jalan yang Tuhan
berikan untukku
Tuhan menyayangi ku
Dari sakit-sakit yang berulang
kali kamu berikan
Dari sanalah aku mengerti
Kalau kamu bukanlah yang terbaik
untukku
Permintaan terakhirku, ku mohon
kamu mengerti arti sebuah keJUJURan
Karena hal kecil seperti itulah
bisa membuat mu menjadi lebih berarti
Percuma sebuah pengorbanan,
percuma cinta yang besar, percuma menghumbar kesetiaan
Tapi hal sekecil itupun tidak
kamu miliki.
Aku adalah aku
Aku akan tetap seperti ini
Tetap dengan keputusanku
Semua akan baik-baik saja sampai
kamu bisa mengerti dengan apa yang terjadi.”
Teringat
kembali dengan sahabat-sahabatku, betapa bodohnya aku memilih jalan ini. Meninggalkan
mereka demi orang yang seperti ini. Aku tidak mencintai dunia yang selama ini
mendewasakan diriku, tapi aku membenci diriku sendiri yang tidak bisa memilih
yang terbaik.
Menyesal
merupakan perasaan yang manusiawi. Aku menyesal telah mengorbankan mereka, dan
kini aku harus berusaha memperbaiki semua ini. Memulai kehidupanku sebagai
seorang Naya.
Sebagai
seorang KANAYA yang baru terbangun dari mimpi, seorang KANAYA yang tak pernah
mengenal dan merasakan apa itu CINTA.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Mahendra
|
“Kejujuran adalah kesederhanaan yang paling mewah”
Ini masih ada kaitannya gak kak dengan cerita kakak yang mengenai ARI PUSPITA ? :)
BalasHapusnumapng lewat bos...
BalasHapusNyari temen cewe 552BF93A..
BalasHapusNyari temen cewe 552BF93A..
BalasHapus* Thanks for sharing the information *
BalasHapus* Obat Aborsi,,
* Jual Obat Aborsi,,
* Jual Obat Penggugur Kandungan,,
* Obat Aborsi Daerah Batam,,
* Obat Aborsi Kota Bandung,,
* Obat Aborsi Tangerang,,
* Obat Aborsi Di Banten,,
* Obat Aborsi Di Jakarta,,
* Jual Obat Aborsi Cytotec bekasi,,