Rabu, 06 November 2013

Ketika Cinta Dibalas Dengan Dusta

ketikacintadibalasdengandusta

 “Dear Diary…
          Cinta?....
          Apa itu cinta??? Bagiku, arti cinta itu sendiri simple. Perasaan yang tulus datang dari hati. Nggak memandang paras, harta, derajat, dan bahkan gender J
Iya, begitulah cinta. Simple jika diartikan dengan kata-kata tapi rumit jika diartikan dengan hati dan pikiran.”

           Tanganku berhenti menulis di diary biru’ku, ketika seseorang datang menghampiriku membawa seporsi makanan favoritku. Jam makan siang, seperti biasa duduk sendiri di pojok bangku restorant dekat kampusku. Menikmati suasana kota disiang hari dengan seporsi steak dan jus alpokat favoritku.
Perkenalkan, aku Kanaya. Biasa dipanggil Naya. Kini aku sibuk dengan aktivitas kuliahku, yah seperti biasa hanya disibukkan dengan tugas-tugas kampus, kegiatan organisasi, kuliah sama halnya dengan kesibukan mahasiswa-mahasiswa lainnya.
Kebetulan siang ini kosong, nggak ada jam kuliah jadi bisa lebih santai. Biasanya waktu-waktu seperti ini aku habiskan buat hangout bersama sahabat-sahabatku. Tapi semua itu sepertinya nggak bisa aku rasain lagi L
Memang aku terlihat normal seperti gadis-gadis yang lain, kuliah, makan, tidur, bersosialisasi, melakukan semua kegiatan layaknya orang-orang normal seperti sahabat-sahabtaku. Tapi, jika dilihat dari sudut pandang mereka tetaplah aku seorang gadis yang abnormal.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Terlintas kembali kenangan masa laluku.

Tak sedikitpun terpikirkan olehku akan menjalani hal seperti ini. Menjalani kisah cinta yang seperti ini. Cinta terlarang yang aneh bagi sebagian orang ‘mungkin’, yang membuat orang-orang normal risih melihat cinta yang seperti ini. Iya, awalnya aku sama seperti mereka, seperti orang-orang normal lainnya yang tertarik dengan lawan jenisku yang menganggap hubungan yang seperti ini ‘hina’. Dan ternyata, kejadian 3 tahun yang lalu mematahkan semua kata-kata yang pernah terlontar dari mulutku sendiri dan aku terjerat dalam dunia belok (lesbian) sampai saat ini. Perasaan nyaman yang tak pernah aku rasakan sebelumnya kini aku bisa rasakan disini, saling mengerti dan saling memahami. Karena kita, sama-sama tau apa yang dibutuhkan wanita. Meskipun kenyataannya pada akhir hubunganku, aku selalu disakiti dan tersakiti tapi entah mengapa itu tak pernah membuatku jera, karena hanya disini aku bisa merasakan indahnya cinta itu.

Sahabat-sahabatku, mereka tau semua hal tentangku, tentang dunia belokku, tentang kisah cintaku bersama beberapa wanita yang selalu berakhir dengan kepedihan. Mereka awalnya menerima bagaimana sebenarnya diriku, bagaimana kekuranganku dan bagaimana “kelainanku”. Mereka menerimaku apa adanya, berbagi cerita tanpa menatapku dengan risih. Tak jarang mereka ikut campur membantuku ketika aku merasa disakiti. Bahagiaku mengenal mereka, dengan segala kekuranganku mereka tulus menerimaku apa adanya tanpa adanya perbedaan.

Tapi semua itu hilang, ketika kata yang telah ku ucap, ketika janji telah terlontar dari mulutku, aku jilat sendiri. Terasa aku kehilangan harta terindahku.
≈≈≈≈≈≈≈
Waktu itu, sekitar tiga bulan yang lalu, kejadian masa-masa yang lalu terulang kembali dengan cinta yang lain dan kisah yang lain. Disakiti dan tersakiti lagi, “sakit” adalah kata yang biasa yang aku rasakan tapi bagi mereka kata itu adalah neraka. Layaknya seorang sahabat, mereka marah, mereka benci mereka kesal ketika untuk kesekian kalinya aku disakiti oleh seorang wanita (butchi). Mereka mungkin capek melihat air mataku terbuang percuma untuk orang yang telah menyianyiakanku. 

Banyak pertanyaan yang mereka lontarkan untukku
“Ini yang namanya saling mengerti? Darimana kamu dapetin rasa nyaman itu? Sementara untuk kesekian kalinya kamu disakiti kayak gini sama yang namanya BUTCHI????......”
“Kamu itu begok atau gimana sih Nay??? Berapa kali kamu kasi dia kesempatan? Berapa kali kamu disakitin butchi? Aku capek liat kamu netesin air mata kayak gini!!!”
“Naya…Naya… Kita semua mengerti gimana duniamu, gimana kamu sama duniamu. Tapi kalau kayak gini terus, kita sebagai sahabat mu nggak terima melihat kamu seperti ini. Pacaran sama cewe, katanya bisa saling mengerti tapi apa? Lebih bejat dari cowo! Selingkuh? Pendusta? Apalagi? Pernah bener kamu punya pacar cewe? Kami semua mengerti dengan apa yang kamu rasain, masa lalumu yang membuatmu seperti ini, tapi bukan kayak gini caranya Nay. Kamu masih bisa dapetin yang terbaik untuk mu, yang bisa menjaga mu, yang akan selalu ada untuk ngusap air matamu. Sekarang kita mau kamu berhenti sampai disini. Ayo ikut dengan kami dijalan yang benar. Kita mau kamu janji, setelah kejadian ini, berhenti mencintai butchi lagi! Kita nggak mau lihat air matamu netes lagi gara-gara bucthi. Kita ngelakuin ini semua untuk kebaikanmu Nay…”

Satu persatu sahabat-sahabatku memberiku “wejangan” yang membuatku berpikir benar juga apa kata mereka semua. Sakit hati, perih, nyesek itu semua membuatku tersiksa. Dan janji pun terucaap dari bibirku. 

“Iya, kalian semua benar. Aku lelah dengan semua ini. aku berjanji untuk kalian, aku akan kembali ke jalan yang lurus bersama kalian...........” ucapku berjanji untuk mereka dan mereka semua memelukku dengan hangat. Setelah janji yang telah ku ucap, dari sana mereka “bekerja keras” untuk membuatku kembali menjadi ‘Kanaya’ sebelum 3 tahun yang lalu, mereka berusaha membuatku untuk move on, mereka merangkulku. Dan karena mereka aku bisa melupakan dunia belok yang pernah menjadi surga cintaku. Tak terasa berbulan-bulan terlewati, sendiri tanpa seorang kekasih tapi aku memiliki lebih dari seorang kekasih, Keenam Sahabatku.

Masih teringat jelas dipikiranku, tanggal 4 Juli. Pertamakalinya aku lupa bawa hp ke kampus (maklum jomblo akut :D). Ketika aku pulang kuliah, kulihat satu persatu pesan singkat yang masuk ke inbox’ku dan beberapa kali miscalled. Sms dan miscalled dari orang yang enggak aku kenal. Awalnya aku cuek-cuek saja nanggepin orang tak dikenal. Tapi setelah beberapa kali sms, kita semakin dekat.

Namanya Ikki.  Dia temannya temanku, dia sendiri dapat nomor hp ku dari adik’ku (adik angkatku dikeluarga belok). Jadi secara tidak langsung kita dekat tapi nggak kenal :D (bisa jadi). Yah anak belok juga, awalnya aku jaga jarak sama dia, takut keseret lagi.
Beberapa hari sms-an, tak jarang juga teleponan, dia sering cerita tentang gimana sekolahnya (masih anak SMA kelas 1 lho), jujur saja orangnya asik, nyaman lah diajak ngobrol, pinter ngegombal (ehhh…soplak nggak boleh, nggak boleh). Tak jarang juga dia curhat tentang gimana keluarganya, gimana masalalunya, gimana kesehatannya dan semua ceritanya itu membuatku tersentuh. 

Kagum. Iya aku kagum dengan sesosok Ikki. Masih belia sudah dihadapi dengan cobaan yang berat, tapi dia tegar dengan semua itu. Bertahan dengan sakit kanker yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawanya, ditambah lagi bertahan tanpa keluarga yang utuh. Tak bisa kubayangkan seandainya aku ada diposisi  dia. 

Selama empat hari kita dekat, saling berbagi cerita, tertawa bersama, bahkan pernah sampai jam 4 pagi masih teleponan saking asiknya ngobrol. Tak bisa ku pungkiri, aku nyaman sama Ikki. Aku merasa aku harus ada untuk dia.

Perasaan terlarang kembali hadir di hatiku tak bisa aku hentikan. Dan aku terjerat lagi dalam dunia yang dulu pernah membuatku merasakan bahagia dan sakit hati.Aku sadar ini semua salah. Dengan perasaan seperti ini, akan menghancurkan semua yang dikorbankan sahabatku untukku. Tapi apa daya, hati ini tak bisa aku lawan.
Dan itulah kesalahan terfatalku, bukan karena perasaan ini tapi……
≈≈≈≈≈≈≈

Empat hari berlalu, tepatnya tanggal 7 Juli aku resmi jadian sama Ikki. Waktu yang singkat untuk yang namanya PDKT, tp sudah hati yang berkata. Perasaan kami yang menyatukan cinta terlarang ini. Dan aku sadari dengan sangat kalau keputusan ini salah besar. Keputusan yang aku ambil tanpa sepengetahuan mereka, tanpa sepengetahuan sahabat-sahabatku. Tapi suatu saat nanti, aku sendiri yang akan mengatakan semua ini kepada mereka, aku hanya perlu waktu yang tepat untuk cerita apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi semua rencanaku hancur. Layaknya menyembunyikan bangkai pasti akan tercium baunya. Seperti itulah rahasiaku yang selama beberapa hari yang lalu aku tutupi dari mereka, sebelum aku menjelaskan apa yang telah terjadi. Mereka semua tau tentang hubunganku dengan Ikki. Satu-satunya cara yang bisa aku  lakukan saat itu adalah meminta maaf di depan mereka semua dan menceritakan apa yang terjadi.
Dan hari itu pun datang, hari dimana aku akan “disidang”. Setelah ujian skill lab yang telah aku tempuh dengan penuh cobaan, bersama mereka seperti biasa menikmati makan siang di tempat tongkrongan kami. Tempat tongkrongan yang sebelumnya tempat yang paling asik kini berubah menjadi neraka sidang. Mereka menyibukkan diri dengan aktivitas mereka sendiri, seolah-olah tak menganggapku ‘ada’. Aku sadari ini semua salahku, jadi aku yang harus memulainya terlebih dahulu.
Aku menceritakan semua hal yang telah terjadi, meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Tetes air mataku tak bisa aku bendung. 

Nay, selama ini kamu anggap kita apa? Kamu anggap perjuangan kita untuk kamu apa? Jangan perjuangan kita deh, perjuanganmu dulu. Sekian lama kamu bisa bertahan tanpa menyentuh sedikit pun dunia belok. Tapi sekarang? Janji mu dulu apa Nay? Apa yang buat kamu keseret lagi? seolah-olah apa yang kita lakukan selama ini terlewati percuma liat kamu kayak gini!”
“Maafin Naya. Awalnya Naya anggap dia adik Naya sendiri, karena umurnya jauh lebih kecil dari Naya. Tapi Naya nggak bisa bohongin perasaan Naya sendiri. Naya tau Naya salah, kalian berhak ngelakuin apapun itu untuk kesalahan Naya. Bukan berarti Naya sama sekali nggak menghargai apa yang kalian lakuin untuk Naya selama ini, tapi hati ini nggak bisa Naya pungkiri”
“Hati? Kamu mencintai dia? Berapa lama kamu kenal dia? Berapa lama kamu kenal kita? Dengan mudah kamu cinta sama orang yang nggak lama kamu kenal? Kamu kasian sama dia karena sakitnya?......”
“Naya, kita nggak mempermasalahkan hatimu. Kita nggak mempermasalhkan kamu cinta sama siapa saja. Kita tau kok berubah itu sulit, kita ngerti gimana jadi kamu saat ini. Tapi yang nggak kita terima, kenapa kamu nggak jujur sama kita???? Kenapa dari awal kamu seolah menutupi semua hubunganmu sama dia???? Apa kita nggak penting lagi buat kamu??? Apa baru kita buatin kamu status baru kamu mau ngomong??? Itu yang buat kita sangat kecewa sama kamu”
“Naya nggak bermaksud menutupi ini semua ke kalian. Naya mau ngomongin ini semua ke kalian, tapi Naya mencari waktu yang tepat buat ngomong. Naya diam bukan berarti Naya nggak nganggep kalian lagi, Naya cuman butuh waktu buat mikirin gimana caranya ngomong sama kalian. Karena Naya tau, kalian akan sangat kecewa denger semua cerita yang telah terjadi”

Tak henti-hentinya air mata ini menetes membasahi pipi dan seragam kampusku. Disela-sela sidang, Dian pergi meninggalkan ku tanpa sepatah katapun. Dia terlihat sangat kecewa mendengar semua penjelasan ku.

Kamu liat Nay? Dian sangat kecewa sama kamu. Dia yang paling kenal gimana kamu, dia yang sangat sayang sama kamu, berusaha memberikan yang terbaik buat sahabatnya….. Kita semua kecewa sama kamu!”
“Sekarang gini aja, Kamu lebih memilih kita apa Ikki?”

Pertanyaan tersulit akhirnya mereka lontarkan, dimana aku harus memilih yang tak bisa aku pilih.

“Kalau bisa Naya memilih keduanya. Naya mencintai Ikki, tapi Naya juga nggak mau kehilangan kalian. Kalau bisa kasi Naya kesempatan untuk kali ini saja”
“Nay, ada saatnya kamu memilih. Karena hidup itu pilihan.”
Aku hanya bisa terdiam dan membisu. Cukup lama aku termenung.
“Tolong berikan Naya waktu untuk membicarakan ini semua dengan dia. Naya nggak mau kehilangan kalian semua
“Okey, kita tunggu jawaban mu”
≈≈≈≈≈≈≈
Dan itulah kesalahan terfatalku, bukan karena perasaan ini tapi KETIDAK JUJURAN’ku.
≈≈≈≈≈≈≈


Hari itu adalah hari terberat yang pernah aku jalani. Memilih orang yang dicinta tapi harus siap kehilangan sahabat-sahabatku? Apa memilih sahabat-sahabatku dengan merelakan orang yang ku cinta, orang  yang masih membutuhkanku?
Ku ceritakan semua yang terjadi hari itu ke Ikki, dan di luar dugaanku Ikki memilih untuk mundur dari kehidupan ku. Dia lebih memilih aku dengan sahabatku dari pada cintaku untuknya. Hari penuh dengan air mata, jujur aku nggak sanggup kehilangan Ikki. Karena sampai sejauh ini aku masih tetap berjuang “menggenggam” tangannya di depan sahabat-sahabatku yang membenci hubunganku ini. Hanya bisa menangis sejadi-jadinya.
Sendiri dikamar kecilku, hanya sendiri merenung apa yang harus aku lakukan sekarang. Ketika mata ini lelah meluapkan semua perasaan di hati, teleponku berdering, dari Ikki. Aku reject, disaat-saat seperti ini aku butuh menyendiri sepenuhnya menenangkan sausana hati. Tak lama setelah teleponnya aku reject, hp’ku berdering. 

1 new message from Ikki”
“Kkak, maafin dde. Ikki nggak bisa tanpa kkak”

Senyum kecil dari bibirku tak bisa aku tahan. Sakit dan perih kini terobati.
Apakah artinya aku akan mengorbankan sahabat-sahabatku? Tidak. Aku yakin, sahabat sejati akan selalu memaafkan kesalahan sahabatnya, dan selalu bisa menerima kekurangan sahabatnya.
‘Cinta buta’ membuatku memilih. Kini aku ingin menghabiskan waktuku bersama Ikki. Maafkan aku sahabatku, aku tidak bisa memilih. Aku akan mempertahankan kalian semua.
≈≈≈≈≈≈≈
Hari berganti dengan hari, minggu berganti dengan minggu. Dan hubunganku dengan Ikki bisa dihitung dengan hitungan bulan.
Aku berusaha jadi yang terbaik untuknya, selalu mengingatkannya minum obat, jaga kesehatan, bahkan disela-sela kesibukanku aku luangkan waktu untuk nyamperin dia. Jarak tak menjadi arti ketika cinta berbicara :D. Selama Aku bisa memberikan yang terbaik untuk keasih hatiku, mengapa tidak?
Yang namanya juga suatu hubungan pasti nggak selamanya mulus, nggak seterusnya akan merasakan yang namanya bahagia. Banyak rintangan yang aku lalui dalam hubunganku kali ini, selain jarak yang memisahkan, waktupun menjadi kendala dalam hubungan ku dengan dia. Dua minggu praktik di rumah sakit, belum lagi kegiatan di organisasiku menyita waktu untuk kita bersama. Perubahan sikap dari dia mulai terlihat yang awalnya aku kenal halus dan sopan kini tiba-tiba kasar. Mengalah adalah kunci’ku untuk mempertahankan hubungan ku tetap langgeng, menganggap perubahan sikapnya itu adalah cara dia menyayangiku dan aku mengerti resiko pacaran dengan umur yang masih jauh dibawahku (brondong chint :D).
Kesabaran kunci segalanya dan aku bisa lalui itu semua untuk bertahan mencintainya. Memberikan kasih sayangku sepenuhnya untuk dia. Terkadang sakit hati ini ketika mendengar dia menangis disana menahan sakit akibat kemo leukemia yang dideritany :’( . Dan bahkan aku selalu siap kapan’pun darahku dibutuhkan untuk transfuse darah (sama-sama golongan darah AB). Pacar siapa yang nggak khawatir pasangannya menderita sakit parah yang sewaktu-waktu bisa saja merenggut nyawanya. Caraku memperhatikan dia mungkin salah dimata dia, terlalu memandang dia lemah. Ketika aku mengingatkan dia minum obat, dia selalu ngebentak menyuruhku untuk tidak mengingatkanya lagi.
Entah mengapa, hampir kisah yang pernah Ikki ceritakan terasa ganjal buatku. Mulai dari kisah di keluarganya, mengenai kesehatannya terutama hasil uji lab yang dulu rutin aku dengar laporannya kini mulai jarang dia ceritakan. Terkadang ketika aku menanyakan tentang kesehatannya, dia selalu menghindar dan kadang ngebentak untuk tidak mengingatkannya lagi. Satu lagi, dia seorang perokok aktif. Bukan bermaksud curiga atau tidak percaya dengan pacar sendiri, tapi aku sendiri sebagai mahasiswa kesehatan sedkitnya tau’lah bagaimana tanda dan gejala orang yang di diagnose leukemia. Apalagi ditambah seorang perokok aktif.
Tapi kecurigaanku itu segera ku tepis. Berusaha percaya akan apa yang dia katakan. Dari awal kita menjalin hubungan, aku selalu mengingatkannya dia:
“Jujurlah padaku sekecil apapun itu. Karena bagiku nggak penting cinta yang besar, nggak penting adanya kesetiaan, nggak penting adanya pengorbanan tapi hal sekecil itupun nggak kamu miliki. Jangan pernah membohongiku meskipun itu berbohong demi kebahagiaanku. Lebih baik aku memilih sakit diatas kejujuran dari pada aku bahagia diatas dusta. Satu lagi karena aku nggak mau mencintai sebuah KEPALSUAN. Begitu juga yang aku lakukan, aku nggak mau pasanganku mencintai kepalsuanku. Aku jujur apapun itu. Inilah aku”
Dan dia selalu bersumpah untuk meyakinkanku dengan kata “Demi Tuhan…” kalau apa yang dia katakan itu benar adanya. Tak ada dusta, termasuk itu tentang sakitnya, tentang keluarganya, dan semua hal tentangnya. Jadi aku hanya bisa  percaya sama dia dan mengikuti alur perjalanannya.
≈≈≈≈≈≈≈
Bulan September
Bulan yang sebenarnya bulan yang paling aku nanti kini menjadi bulan yang paling aku benci.  Berharap di bulan kelahiranku ini penuh dengan senyuman, tapi bagiku ditahun ini penuh dengan air mata.
Ikki……
Satu kebohongan yang dia sembunyiin selama ini dariku, satu kenyataan pahit yang cukup buat hati ini teriris perih. Ternyata selama ini dia berstatus pacaran dengan seorang pria dan hubungannya pun sudah bertahun-tahun. Dan menyakitkan lagi ketika tau dia resmi akan bertunangan tanggal 9 September ini. Sehari sebelum hari ulang tahunku. Kado terpahit sepanjang hidupku.
Tapi apa yang bisa aku lakukan?
Marah? Buat apa. Kecewa? Iya!
Mengapa nggak dari awal kenal dia cerita tentang semua ini? sekarang hati sudah terlanjur cinta, sakit rasanya tau semua ini!
Pertunangan yang harus dia jalani. Resiko pacaran sama anak dari keluarga berkasta, harus mengikuti peraturan kluarga besar. Sadar diri sebagai wanita, aku nggak bisa melakukan lebih. Lemah tak berdaya mengetahui ini semua.
Haruskah ini aku lanjutkan?
Ikki berusaha meyakinkanku, kalau hal ini bisa kita lalui bersama

“Aku mencintaimu, bukan dia Nay. Ini semua diluar keinginanku, maafkan aku sebelumnya tidak cerita tentang semua ini. Aku takut ketika aku menceritakan semuanya, takut tak bisa sedekat ini dengan orang yang aku sayangi Nay”

Cinta ini yang membuatku bertahan. Kisah cintaku bersama Ikki adalah kisah cinta terumit sepanjang kisah yang pernah aku jalani. 

“Naya akan selalu memberikan yang terbaik untuk Ikki selama Naya mampu”
“Naya akan bertahan meskipun perih”

Aku berusaha menjadi Naya yang tegar di hadapan semua orang. Tak ada yang bisa aku lakukan sebagai wanita yang mencintai wanita. “Dunia” akan tertawa dan mengusirku jika aku melakukan hal yang mungkin bisa dilakukan jika aku seorang laki-laki. Hanya bisa berdoa meminta jalan Tuhan untuk semua ini.
Disaat-saat seperti ini yang biasanya selalu ada untukku, mereka. Keenam sahabat-sahabatku, rindu kenanangan saat bersama mereka. Rindu disaat mereka mecoba menghiburku, membuatku tertawa tapi semua itu mungkin hanya kenangan. Keputusanku menghancurkan itu semua.
Melalui hari demi hari penuh dengan cobaan, sudah terbiasa mendengar, dan merasakan hal yang menyakitkan. Bertahan untuk cinta. Mungkin sebagian orang menganggap aku orang yang bodoh. Bertahan mencintai seseorang yang nyatanya milik orang lain.Tapi ini lah aku, selama aku mencintainya selama dia mencintaiku itu alasan yang kuat untukku bertahan.
≈≈≈≈≈≈≈
Tanggal 9 telah berlalu.
Melupakan rasa sakit, menghampiri orang yang aku cintai. Melepaskan rindu yang tak tertahankan, berbagi hangat pelukan, hangat ciuman, sejenak semua luka terobati. Tapi semua itu berubah jadi penuh dengan air mata ketika kita teringat apa yang telah terjadi tanggal 9. Hanya bia menangis dalam pelukannya. Ini seharusnya tak boleh aku lakukan, terlihat lemah didepan dia pasti membuat dia merasa bersalah. Tapi apa daya, hati tak bisa berbohong. Dia berusaha menghiburku, perhatiannya membuatku nyaman, hangat rasanya berada dipelukannya. Tak peduli dengan orang-orang sekitar yang sedari tadi memperhatikan kami berdua dengan tatapan aneh.
≈≈≈≈≈≈≈
Entah mengapa ketika aku merasa dikecewakan karena dusta, hati ini mulai meragukan ketulusannya. Rasanya banyak hal yang dia sembunyikan dariku.  Berusaha menepis semua itu dengan burasaha percaya, tapi hati ini seolah menuntutku untuk mencari sebuah kebenaran darinya.
Mulai menganalisa dari semua cerita yang lalu.
Terutama sakit leukemia yang dia  katakan sudah satidum 3. Mendekati stadium akhir. Membaca semua reverensi yang ada di perpus kampusku mengenai leukemia. Orang dengan leu apa lagi stadium mendekati stadium akhir, menunjukan kelemahan fisik. Tapi Ikki? Tidak. Setiap kali ketemu, dia selalu menunjukkan keadaan fisik yang sehat. Bahkan dengan rokok yang tak pernah absen dari bibirnya. Dan hal yang paling mudah ditemukan dengan orang yang didiagnosa leukemia adalah rambut. Orang dengan kemoterapi pasti menunjukkan rambut yang rontok, tapi dia tidak. Hati ini mulai takut, takut dengan apa yang aku curigai benar adanya. Setiap kali aku meminta hasil lab yang dokter berikan dia selalu mengelak dengan semua alasannya. Apa yang dia sembunyikan dariku? Jangan katakan kejadian masa lalu kembali terulang lagi dalam hubunganku kali ini. Disakiti dan tersakiti.
Mencoba mencari kebenaran tentang Ikki, tentang kehidupannya Ikki. Tapi bagaimana caranya?  Tidak ada yang bisa aku mintai informasi. Karena Ikki benar-benar membatasi aku berhubungan dengan orang-orang terdekatnya, entah itu kakaknya, entah itu sahabat-sahabatnya. Mulai menambahkan kecurigaanku.
Kak Dewi, kakak’ku sendiri (kakak keluarga belokku), satu-satunya kakak yang paling mengerti aku, paling mengerti sifatku, kakak yang selalu ada untuk adik-adiknya sudah curiga dari awal tentang Ikki. Dia berusaha membantuku, mencari informasi tentang Ikki. Tapi hasilnya NIHIL. Susah, semua informasi tentang dia seolah diblokade.
Aku hanya bisa berdoa, semoga Tuhan menunjukan jalan untukku, untuk sebuah kebenaran.
≈≈≈≈≈≈≈
Tiga bulan telah aku lewati bersama Ikki.
Tanggal 15 Oktober, sepulang aku dari kemah.  Masih dalam suasana liburan, menenangkan diri, kumpul bersama keluargaku. Dan kekasih hatiku pun nggak pernah absen menemani hari-hariku. Jari ini dengan lancar mengetik kata demi kata, menunggu balasan sms.
Hp ku bergetar, bertanda ada pesan masuk.
Aku kira dari Ikki. Tapi, dari adikku (belok).
“Kak Naya…… Kkak udah putus sama Ikki ya???”
Sejenak bengong baca sms dari adikku.
“Putus? Siapa bilang de? Kakak nggak putus kok sama Ikki, nih aja lagi lancar-lancarnya sms’an”
Send……
Dede kira kkak udah putus sama Ikki. Soalnya mantannya dede ngaku dia di panggil-panggil ‘sayang’ sama Ikki kak”
“Hah? Serius de? Kamu ngak bohong?”
“Serius kak. Ini dede krim sms dari mantannya dede”
Aku baca satu persatu sms yang masuk
“De, kakak minta nomer hp mantanmu sekarang!!!!”

Masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan adikku. Tidak percaya kekasih hatiku yang aku percayakan kesetiaannya untukke melakukan hal  seperti itu. Aku mencari kebenaran lagi dari mantannya adikku sebelum aku mengintrogasi Ikki langsung.

“Hay, ini Ari kan? Aku Naya, gf’nya Ikki”
“Iya, kenapa?”
“Ada hubungan apa kamu sama Ikki?”
“Heh denger ya, aku sama sekali nggak ada hubungan apa-apa sama gf mu. Aku disini udah punya gf. Gf mu aja yang keganjennan. Manggil-manggil aku sayang sementara aku lagi sama gf’ku, bahkan saku sempet ditlpon malem-malem sama gf mu, ganggu orang aja”
“Maaf ya, bukannya gimana. Aku yakin gf’ku nggak akan melakukan hal yang seperti itu. Dia apa kamu yang bilang sayang2 duluan?”
“Kalau kamu nggak percaya, aku berani sumpah demi nama Tuhanku. Karena disini posisiku benar. sekarang kamu tanya langsung deh sama Ikki faktanya kayak gimana. Ternyata bener ya kata kakak-kakakku, kalau gf mu itu manis di mulut doank!!!”
(What the hell? Manis di mulut doank? Maksudnya apa ?)
“Okey aku konfirmasi semua ini ke Ikki. Kamu berani bertanggung jawab atas apa yang kamu katakan?”
“Iya konfirmasi dah sama gf mu, aku nggak akan kabur!”

Berharap semua itu nggak bener. Hanya perkataan orang-orang jahil yang ingin menghancurkan hubungan ku dengan Ikki.
Malam harinya, siap-siap untuk tidur. Seperti biasa, malam-malamku selalu ditemani Ikki, menemani ku kealam mimpi meskipun dari kejauhan. Membuatku nyaman tapi kini berbeda, hati ini gelisah. Menunggu jawaban yang aku harap itu semua nggak benar.
“Bee, ada yang kamu sembunyiin nggak dari Nay?”
“Apalagi sih bee? Nggak ada apa-apa yang aku sembunyiin dari Naya’ku”
“Jujur? Demi Tuhan?”
“Iya Jujur Demi Tuhan nggak ada yang Ikki sembunyiin, kenapa sih bee?”
“Kemarin sempet sms’an sama siapa?”
“Oh.. kemarin sms’an sama Arik, bee”
“Ngomongin apa aja?”
“Nggak ngomongin apa-apa Nayaku sayang. Dia cuman curhat, curhat ngomongin ‘pucuk-pucuk’. Itu aja”
“Bener itu aja?”
“Iya Bee”
Dalam hatiku sudah mulai memanas. Dari gelagatnya dia sudah tidak menunjukan kebenaran!
“Oh nggak sempet Ikki telponan sama dia?”
“Sempet sih bee, tapi paginya aja”
“Oh paginya apa malemnya? Curhat ngomongin ‘pucuk’ apa sayang-sayangan? Jujur aja sama Naya” balas ku, emosiku sudah tidak bisa aku tahan.
“Siapa yang bilang?”
“Arik sendiri yang cerita ke aku. Kenapa? Nggak bisa ngelak? Bener semua itu?”
“Iya Ikki akuin, kemarin malem sempet telponan sama Arik.”
“Dan kamu manggil dia sayang juga?”
“Bukan gitu Naya. Iya…iya…. Memang aku manggil dia sayang. Tapi bukan gitu penjelasannya Nay”

Hancur sudah hatiku, kepercayaanku, cintaku kesetiaanku, pengorbananku di balas dengan seperti ini.

“Trus gimana? Kamu sadar nggak sama apa yang kamu lakukan? Hah? Kamu manggil orag lain ‘sayang’, orang lain yang bukan gf mu bahkan milik orang lain! Sadar kamu dengan apa yang kamu lakukan?”
“Ikki manggil dia sayang bukan karena Ikki sayang sama dia. Cuman Ikki ingin nyemangatin dia aja Nay. Cintaku, sayangku cuman milikmu seorang”
“Kamu bilang apa??? Sayang mu cuman milikku seorang? Itu yang namanya sayang? Orang yang bener-bener sayang tulus, cinta tulus nggak akan ngelakuin hal kayak gini! Aku percaya sama kamu, aku berikan sepenuhnya hati yang telah rapuh ini untukmu. Berharap kamu bisa menjaganya, tapi apa ? Hal sekecil ini tak bisa kamu lakukan. Untuk mengakui kebohonganmu pun nggak bisa kamu lakukan sebelum aku sendiri yang membongkar semua dusta mu”

Malam itu pertengkaran hebat tak bisa dielakan lagi. 

“Apa lagi yang kamu sembunyiin dari Naya? Bilang aja sekarang, biar sekalian Naya sakit hati!. Tentang sakit mu? Tentang keluarga mu? Tentang perjodohanmu? Apa semua itu juga dusta?”
“Naya, maafin Ikki. Maaf. Ikki nggak bermaksud seperti itu”
“Bukan kata maaf yang aku mau, aku mau penjelasan dari mu. Kamu berbohong juga masalah sakitmu? Sebenarnya kamu nggak leukemia kan? JUJUR SAMA NAYA!!!!!!!!”
“Maaf Nay, jujur saja. Dulu Ikki sempat didiagnosa leu, stadium satu. Tapi setelah menjalani therapi, sakitnya pun perlahan hilang”

“Pendusta!!! Kamu bilangnya apa ke aku? Udah stadium 3. Hampir mendekati stadium akhir! Kamu tau gimana khawatirnya aku ketika aku ingat tentang kesehatanu? Tapi nyatanya itu semua palsu? Selama ini aku khawatir dengan sebuah kepalsuanmu? Untuk apa kamu ngelakuin ini semua?”

“Maafin Ikki, Nay :’( ”
“Kamu sama sekali nggak bisa ngejelasin? Baik jika itu maumu. Kita putus…….”
“Nggak….. Ikki nggak mau putus Nay!!! Aku mencintaimu, hanya dengan kamu aku merasakan cinta, merasakan nyaman. Aku nggak mau putus Nay”
“Jangan pernah salahkan aku ketika kamu sendiri tidak bisa menghargai pasangan mu, ketika kamu tidak bisa menghormati harapan pasanganmu, ketika kamu tidak bisa menjaga hati pasanganmu, ketika kamu tidak bisa menghargai pengorbanan pasanganmu. Jangan salahkan aku pada akhirnya pergi meninggalkanmu. Aku akui kamu dengan mudah bisa mendapatkan hatiku, kamu dengan mudah bisa meluluhkan hatiku, tapi tidak kali ini. hatiku sudah membeku. Aku tidak menuntutmu untuk mengakui pengorbanan yang telah aku lakukan untuk cinta kita. Tapi setidaknya lihatlah pengorbananku! Aku rela kehilangan sahabat-sahabatku, sahabat-sahabat yang terlebih dahulu mengusap air mataku dari pada kamu, aku rela kehilangan mereka demi kamu! Tapi apa? Dari awal kamu berdusta! Mengarang cerita untuk mendapatkan hatiku. Memang benar kata orang, ternyata kamu cuman manis dimulut tapi busuk dihati. Aku tetap dengan keputusanku, dan tak akan pernah berubah!”
≈≈≈≈≈≈≈
Beberapa hari telah berlalu semenjak kejadian itu. Hati ini sudah tidak kuat lagi mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Selama ini aku hanya mencintai orang yang berdusta.  Aku mencintai kepalsuan.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Potongan terakhir daging steak dengan mulusnya meluncur ke dalam mulutku. Kulihat jarum jam tangan’ku menunjukan pukul 13.00, bertanda aku menghabiskan waktu 1 jam untuk makan. Mengingat semua yang telah terjadi kemarin. Kubuka kembali diary biru yang selalu menemani ku kemanapun aku pergi
“Dear Diary
Entah apa yang aku fikirkan saat ini..
Termenung ku sendiri dalam angankuku
Mengingat apa yang sedang terjadi
Dada ini seakan tak sanggup lagi menahan beban yang begitu berat,
Tetes demi tetes air mata ini mengalir
Seakan mengerti beban yg dirasakan dada ini
Menunjukkan  betapa rapuhnya aku, betapa lemahnya aku
Bertanya dalam anganku
Apa yang telah aku lakukan selama ini?
Salah apa yang telah aku perbuat?
Hingga semua ini terjadi
Kisah indah yang dulu aku rasakan
Sekarang bagaikan disapu angin topan
Semuanya hancur tak bersisa
Kesabaran, kepercayaan, kesetiaan, pengorbanan, kasih sayang dan cinta
Semua seakan tak berarti.
Sebuah janji, bukan sebuah tapi janji-janji yang telah kau ingkari
Hanya sebuah kata yang aku benci
“DUSTA”
Disaat kamu tidak bisa mendengarkan apa yang pasanganmu katakan
Disaat kamu tidak bisa menjaga apa yang pasanganmu berikan
Disaat kamu tidak bisa menghargai apa yang pasanganmu korbankan
Disaat itu juga kamu tidak akan bisa melangkah lebih jauh
Hati ini ibaratkankan sebuah gelas
Yang sudah rapuh, yang sudah pernah kau pecahkan dan kau rangkai kembali
Dan lagi dengan sengaja kamu menjatuhkannya
Maka pecahan gelas itu tak akan bisa lagi menampung “air” yang akan kamu tuangkan
Seperti itulah hatiku kini.
Mungkin aku terlihat kuat diluar
Tapi aku hanyalah manusia biasa
Sama seperti wanita-wanita yang lain
Sekeras apapun sifatku, hati ini tetaplah sebuah hati
Yang secara anatomi hanya terlapisi oleh otot dan dilindungi oleh tulang
Tulang yang sewaktu-waktu bisa patah dan melukai hati ini sendiri.
 Menyesal?
Sebenarnya kata itu tidak ada dalam kamus kehidupanku atas apa yang telah aku perbuat
Tapi kali ini, jujur aku katakan MENYESAL telah mengenalmu!!!
Mengorbankan harta yang paling berharga dalam hidupku
Mengorbankan sahabat-sahabatku.
Tapi apa???
Aku bodoh
Iya!!!
Aku memang wanita yang bodoh.

Dan kini aku mulai mengerti
Kalau ini adalah jalan yang Tuhan berikan untukku
Tuhan menyayangi ku
Dari sakit-sakit yang berulang kali kamu berikan
Dari sanalah aku mengerti
Kalau kamu bukanlah yang terbaik untukku
Permintaan terakhirku, ku mohon kamu mengerti arti  sebuah keJUJURan
Karena hal kecil seperti itulah bisa membuat mu menjadi lebih berarti
Percuma sebuah pengorbanan, percuma cinta yang besar, percuma menghumbar kesetiaan
Tapi hal sekecil itupun tidak kamu miliki.
Aku adalah aku
Aku akan tetap seperti ini
Tetap dengan keputusanku
Semua akan baik-baik saja sampai kamu bisa mengerti dengan apa yang terjadi.”

Teringat kembali dengan sahabat-sahabatku, betapa bodohnya aku memilih jalan ini. Meninggalkan mereka demi orang yang seperti ini. Aku tidak mencintai dunia yang selama ini mendewasakan diriku, tapi aku membenci diriku sendiri yang tidak bisa memilih yang terbaik.
Menyesal merupakan perasaan yang manusiawi. Aku menyesal telah mengorbankan mereka, dan kini aku harus berusaha memperbaiki semua ini. Memulai kehidupanku sebagai seorang Naya.
Sebagai seorang KANAYA yang baru terbangun dari mimpi, seorang KANAYA yang tak pernah mengenal dan merasakan apa itu CINTA.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Mahendra



 “Kejujuran adalah kesederhanaan yang paling mewah”

5 komentar: